Indikator Penilaian SNMPTN

Indikator Penilaian SNMPTN
Hal pertama yang mesti lo pahami jika ingin memaksimalkan penilaian SNMPTN adalah lo mesti tau nih apa aja sih yang dinilai di SNMPTN itu. Selama ini banyak yang menganggap kalo SNMPTN itu ya cuma bagus-bagusan nilai raport, sehingga banyak sekolah yang naikin nilai KKMnya atau “meninggi-ninggikan” nilai siswanya. Banyak anak dari Sekolah antah berantah nilai Fisika atau Ekonominya 95 atau mendekati 100. Sementara di sisi lain, anak-anak dari sekolah tertentu yang cenderung disiplin pada sistem penilaian pada ngeluh karena dapet nilai 85 di sekolahnya saja susahnya minta ampun.
 

Nah, kalo bukan nilai raport apa dong yang jadi penilaian SNMPTN?

Setiap sekolah mempunyai standar berbeda-beda mengenai nilai. Ada yang standarnya tinggi ada yang rendah. Ada juga yang dulunya pelit ngasih nilai, tapi berhubung SNMPTN memakai nilai raport, maka nilai-nilainya pada diobral. Berdasarkan hal tersebut, kalo PTN cuma melihat mentah-mentah nilai raport, tentu siswa yang lolos belum diseleksi secara fair. Maka dari itu, selain nilai raport dilihat juga faktor lain, yaitu: indeks sekolah. Dalam kalimat lain, PTN pun selain melihat nilai yang ada di raport juga akan melihat siapa pihak yang mengeluarkan raportnya.

Okay, kalo sekarang kita bicara soal indikator seleksi SNMPTN, sebenernya penilaian SNMPTN dilakukan secara tertutup, jadi indikator penilaian tidak akan dipublikasikan secara rinci. Tapi ada juga beberapa PTN yang mempublikasikan kriteria penilaian mereka, itupun kriteria yang umum. Berikut ini beberapa indikator penilaian dari beberapa PTN yang pernah dipublikasikan:


 
Nah, dari beberapa kriteria penilaian di atas, gue udah nyoba ngerangkum semua hal yang bisa jadi kriteria penilaian. Secara umum PTN lain akan menggunakan cara yang kurang lebih sama dalam menilai berkas-berkas pendaftaran kalian, meskipun tiap PTN bakal punya kebijakan tersendiri yah. Berikut ini beberapa hal yang (kemungkinan besar) menjadi kriteria penilaian SNMPTN berdasarkan publikasi di atas:

1. Faktor Kualifikasi Siswa
merupakan capaian siswa selama sekolah, dengan beberapa poin yang bisa menjadi penilaian antara lain: 


  • Nilai raport, meliputi besar nilai, konsistensi, rata-rata, nilai mapel tertentu 
  • Prestasi siswa: tingkat internasional, nasional, propinsi, kabupaten/kota, tidak ada prestasi.

2. Faktor Indeks Sekolah
merupakan nilai sekolah di suatu PTN. Indeks SMA X di PTN A bisa berbeda dengan indeks SMA X di PTN B. Beberapa poin yang bisa menjadi penilaian untuk kategori ini antara lain:

  1. Akreditasi: A, B, C, Tanpa akreditasi 
  2. Jenis kelas: Akselerasi, RSBI, Reguler
  3. IPK dan prestasi alumni di PTN yang dituju di PTN yang bersangkutan
  4. Nilai SBMPTN tahun sebelumnya di PTN yang bersangkutan
  5. Banyak diterima di SNMPTN tahun sebelumnya di PTN yang bersangkutan
  6. Track record sekolah di PTN yang bersangkutan
  7. Prestasi sekolah dalam perlombaan tingkat daerah/nasional/internasional.
3. Faktor Pemerataan Daerah
merupakan kebijakan PTN untuk memberikan kuota/jatah kepada daerah yang kelak setelah lulus diharapkan bisa memajukan/berkontribusi untuk daerah asal. Jadi bisa jadi beberapa siswa di daerah terpencil di Indonesia mendapatkan "jatah" daerah, meskipun sebetulnya nilai raport dan indeks sekolah mereka relatif tidak sebaik para pesaing peserta SNMPTN lain yang ada di kota besar.

Perlu diingat, bahwa faktor penilaian yang telah gue rangkum di atas merupakan perpaduan dari berbagai PTN. Artinya bisa saja PTN A ngga memperhitungkan Nilai SBMPTN tahun sebelumnya misalnya atau PTN B tidak memperhitungkan Prestasi Sekolah, atau bahkan ada kriteria penilaian lain di luar poin di atas. Tapi pada umumnya, kurang lebih udah gua jabarkan di atas.


Sumber: Zenius
Comments
0 Comments